Bali - Para operator jasa, jaringan, dan pemangku kepentingan lainnya di industri telekomunikasi Indonesia mendeklarasikan komitmen mereka untuk menuju protokol pengalamatan internet generasi baru (IPv6).
Ada 300 perusahaan yang menyatakan dukungannya untuk mengatasi ancaman krisis IPv4 ini. Namun dalam acara penandatanganan deklarasi yang berlangsung di sela-sela IPv6 Summit yang berlangsung di Bali (9/6/2010), hanya ada sekitar 14 perusahaan yang turut serta.
Mereka antara lain Indosat, Telkom, Telkomsel, XL Axiata, Indosat Mega Media, HCPT, NTS, Bakrie Telecom, Smart Telecom, Wireless Telexom Universal, Global Primatama, Mobile-8, NTT Indonesia, dan Rabik Bangun Pertiwi.
Deklarasi ini sendiri disaksikan oleh Menkominfo Tifatul Sembiring. Dalam sambutannya Tifatul mengatakan, meningkatnya permintaan akan sebuah sumber daya yang tidak diimbangi oleh persediaan yang memadai kelak bakal menimbulkan ancaman kelangkaan.
"Alamat IP adalah sumber daya internet yang terbatas, sedangkan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4 hanya sekitar 4 miliar. Jumlah ini jelas tidak sebanding dengan proyeksi kebutuhan IP dunia dimana internet berkembang dengan pesat," jelasnya, dalam acara yang digelar di Padma Resort Bali tersebut.
"Untuk itu digelarnya IPv6 Summit ini untuk menyadarkan para stakeholder telekomunikasi Tanah air betapa pentingnya implementasi IPv6," Tifatul menambahkan.
Dalam acara ini, juga dibacakan isi deklarasi yang disampaikan Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Roy Rahajasa Yamin.
Inti dari deklarasi tersebut adalah, pihak yang menyatakan dukungannya akan mensupport rencana implementasi IPv6 secara menyeluruh di Indonesia, melalui tahapan dan rencana yang matang.
"Sehingga menghasilkan manfaat maksimal untuk pengembangan telekomunikasi, khususnya internet di negeri ini," tukas Roy.
"Dukungan ini akan kami wujudkan dengan memulai pembuatan rencana dan kemudian dengan pelaksanaan migrasi Pv4 ke IPv6 secara bertahap, sehingga bersama-sama secara nasional Indonesia akan 'IPv6 Ready' pada 2013," pungkasnya.
IPv6 merupakan protokol pengalamatan internet generasi baru yang dimaksudkan untuk menggantikan Internet Protokol versi 4 (IPv4) yang digunakan saat ini dan sudah hampir habis sumber dayanya.
IPv4 memiliki sekitar 4 miliar alamat IP. Sementara alokasi IPv4 saat ini tersisa sebesar 6-7% dari persediaan IPv4 seluruh dunia yang mencapai 4 miliar. Jadi saat ini sisanya blok alamat IPv4 tinggal sekitar 280 juta. Adapun IPv6 menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang unik.
( ash / eno )
Sumber:
DetikInet
Rabu, 09 Juni 2010
Stakeholder Telekomunikasi Rapatkan Barisan Atasi Krisis IPv4
Tag:
News
Langganan:
Posting Komentar
0 Komentar:
Posting Komentar